Laman

Selasa, 08 Juni 2010

ETIKA LATIHAN DI LINGKUNGAN GERAKAN PRAMUKA

Pengertian etika latihan dan kepentingannya di masa sekarang,Apakah itu yang disebut etika latihan dan apa pentingnya, sehingga akhir-akhir ini banyak dibicarakan orang? Inilah per¬tanyaan pokok yang hendak dijawab dalam tulisan ini. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, sebelumnya perlu diperoleh kejelasan terlebih dulu tentang apa itu etika dan apa itu latihan serta bagaimana keduanya berkaitan.
Kata "etika" yang secara etimologis berasal dari kata Yunani "ethos", secara harfiah berarti "adat kebiasaan", "watak" atau "perilaku". Sebagai suatu istilah, "Etika" sekurang-kurangnya mengandung dua arti, yakni (1) sebagai ilmu, dan (2) sebagai pedoman baik-buruknya perilaku. Sebagai ilmu, etika berarti suatu disiplin pengetahuan yang merefleksikan masalah-masalah moral atau kesusilaan secara kritis dan sistematis. Etika sebagai ilmu biasanya dimengerti sebagai salah satu cabang ilmu filsafat, dan kadang-kadang disebut Filsafat Moral. Sebenarnya etika sebagai ilmu dapat juga tidak bersifat filosofis, tetapi teologis, dan disebut Teologi Moral. Kalau etika filosofis secara metodis mere¬fleksikan permasalahan moral melulu berdasarkan penalaran akalbudi dan nilai-nilai kemanusiaan pada umumnya, etika teolo¬gis secara metodis bersumber pada pengalaman iman sebagai tanggapan atas wahyu dalam lembaga agama tertentu. Sebagai pedoman baik-buruknya perilaku, etika adalah nilai-nilai, norma¬-norma, dan asas-asas moral yang dipakai sebagai pegangan yang umum diterima bagi penentuan baik-buruknya perilaku manusia atau benar-salahnya tindakan manusia sebagai manusia. Etika dalam arti kedua ini dapat dikatakan merupakan bahan kajian untuk etika dalam arti pertama.
Kata "Latihan" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (hlm. 702) diberi anti "bidang kegiatan yang dilandasi pendidikan keahlian-(keterampilan, kejuruan dsb.) tertentu. Latihan memang erat berkaitan dengan program dan bidang pekerjaan, tetapi tidak semua program dan bidang pekerjaan dapat disebut latihan. Secara tradisional, latihan hanya diperuntukkan bagi realisasi program dan bidang pekerjaan yang diperlukan di lingkungan Gerakan Pramuka.
Dalam rumusan pengertian yang diberikan di KBBI di atas hanya program dan bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian tertentu dapat disebut latihan. Pelatihan ini meliputi macam-macam segi seperti misalnya: (1) penguasaan teori siste¬matis yang mendasari praktek tertentu; (2) penguasaan metode atau teknik intelektual yang merupakan semacam jembatan antara teori dan penerapannya dalam praktek; (3) pemilikan kemam¬puan untuk menerapkan dalam praktek teknik intelektual terse¬but pada urusan praktis; (4) pemilikan kemampuan untuk menye¬lesaikan program latihan (dalam pramuka banyak ragam latihan) dan memperoleh sertifikat atau tanda lulus untuknya; (5) pemilikan pengalaman yang mencukupi di lapangan, dsb.
Suatu latihan biasanya juga berkaitan dengan bidang peker¬jaan yang dipegang oleh orang-orang yang bergabung bersama dalam apa yang disebut organisasi atau himpunan tertentu, dalam konteks ini Gerakan Pramuka, yakni kumpulan orang-orang yang mempunyai bidang keahlian yang berbeda dan profesi yang sama. Kumpulan tersebut dibentuk dengan tujuan pokok: (1) untuk menjamin dan melindungi kepentingan anggota dalam hubungan satu sama lain, dan dengan masyara¬kat luas pada umumnya; (2) untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keahlian yang berbeda dan profesi yang sama; (3) untuk men¬jaga dan menjamin mutu layanan dengan menetapkan standar profesional yang akan meningkatkan cara melaksanakan tugas gerakan pramuka tersebut. Dalam kaitan dengan tujuan ketiga ini maka latihan yang diadakan oleh program gerakan pramuka akan diakui kompetensinya oleh organisasi pada bidang yang bersangkutan.
Setiap latihan biasanya telah dirumuskan semacam kode etik, yakni himpunan norma-norma yang disepakati dan ditetapkan oleh dan untuk para pengemban tugas pelatihan tertentu. Kode etik sebenarnya merupakan suatu rincian lebih lanjut dari norma-norma yang lebih umum yang dirumuskan dan dibahas dalam etika latihan. Kode etik merinci lebih lanjut, dan dengan demikian memperjelas serta mempertegas norma-norma tersebut, dengan memilih dari pelbagai kemungkinan penataan norma-norma yang paling dibutuhkan dalam praktik pelaksanaan kegiatan pelatihan yang bersangkutan.
Etika latihan secara singkat dapat dirumuskan sebagai cabang dari ilmu etika yang secara kritis dan sistematis merefleksikan permasalahan moral yang melekat pada suatu aktivitas latihan.
Etika latihan juga dapat dimengerti sebagai nilai-nilai dan asas-¬asas moral yang melekat pada pelaksanaan fungsi latihan tertentu dan wajib diperhatikan oleh pembina dan pelaksana latihan tersebut. Dengan demikian kedua pengertian etika yang sudah dikemukakan di atas dapat diterapkan pada pengertian etika latihan. Etika latihan tidak melakukan refleksi tentang kewajiban umum peserta terhadap peserta lain dengan pembina pada umumnya, tetapi menyalurkan bebera¬pa segi dari kewajiban tersebut dalam hubungan dengan tun¬tutan-tuntutan pelatihan untuk melaksanakan suatu jenis pelatihan tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar